HSI10.33 Orang-orang Quraisy mendebat Rasulullah ﷺ; HSI 10.32 Orang-orang Quraisy Meminta Mu'jizat; HSI 10.31 Perundingan Orang Quraisy kepada Abu Thalib; HSI 10.30 Ujian Bagi Kaum Muslimin Yang Lemah; HSI 10.29 Ujian Setelah dakwah Jahriyah Bagian 2; HSI 10.28 Ujian Setelah dakwah Jahriyah Bagian 1; HSI 10.27 Islamnya Beberapa Sahabat
👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Takdir Allah 🔊 Halaqah 1 Pengertian Al Qadha dan Al Qadar 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 PENGERTIAN AL QADHA DAN AL QADHAR السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-1 dari Silsilah ilmiyyah Beriman Kepada Takdir Allah adalah tentang “Pengertian Al Qadha dan Al Qadar”. 🌟 Al Qadha dan Al Qadar adalah dua kata yang apabila berdampingan maka masing-masing memiliki makna tersendiri. 🌟 Al Qadha ➡ Secara bahasa diantara maknanya adalah memutuskan, menyelesaikan, menyempurnakan, dan mewajibkan. Allah berfirman وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ… “Dan Rabb-mu mewajibkan supaya kalian tidak menyembah kecuali kepada-Nya.” [QS Al-Isra’ 23] Dan Allah berfirman وَاللَّهُ يَقْضِي بِالْحَقِّ ۖ… “Dan Allah memutuskan dengan benar.” [QS Ghafir 20] Dan Allah berfirman فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا ۗ… “Maka apabila kalian menyelesaikan manasik haji kalian hendaklah kalian mengingat Allah, seperti kalian mengingat bapak-bapak kalian atau lebih banyak.” [QS Al-Baqarah 200] ➡ Adapun secara syariat yang dimaksud dengan Al Qadha adalah apa yang Allah putuskan pada makhluk-Nya baik berupa pengadaan, peniadaan, atau perubahan sesuai dengan Qadar atau ketentuan Allah sebelumnya. 🌟 Al Qadar ➡ Secara bahasa adalah menentukan. ➡ Adapun secara syariat maka Al Qadar adalah apa yang sejak dahulu atau azali sudah Allah tentukan akan terjadi. 📗 Dengan demikian Al Qadar lebih dahulu daripada Al Qadha, karena Al Qadar adalah ketentuan Allah sejak azali sedangkan Al Qadha adalah keputusan Allah setelah itu, berupa pengadaan atau peniadaan atau pengubahan. Dan keduanya saling melazimi tidak bisa dipisah satu dengan yang lain. 📗 Apa yang Allah tentukan akan Dia putuskan dan apa yang menjadi keputusan Allah maka itulah yang dia tentukan sebelumnya. 📗 Namun apabila kata Al Qadha atau Al Qadar datang sendiri dalam sebuah kalimat maka maknanya mencakup makna kata yang lain. 📗 Al Qadha adalah ketentuan Allah sejak dahulu dan keputusan-Nya. Demikian pula Al Qadar adalah ketentuan Allah sejak dahulu dan keputusan-Nya. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Takdir Allah 🔊 Halaqah 2 Dalil Wajibnya Beriman dengan Takdir Allah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 DALIL WAJIBNYA BERIMAN DENGAN TAKDIR ALLAH السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-2 dari Silsilah ilmiyyah Beriman Kepada Takdir Allah adalah tentang “Dalil Wajibnya Beriman dengan Takdir Allah”. 🌟 Beriman dengan takdir Allah yang baik dan yang buruk adalah termasuk salah satu diantara enam rukun iman yang harus diimani dan telah tetap kewajibannya di dalam Al-Qur’an, As-Sunnah, dan Ijma. 📗 Dari Al-Qur’an Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman, إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ “Sesungguhnya Kami telah menciptakan segala sesuatu dengan ketentuan.” [QS Al-Qamar 49] Dan Allah berfirman, … وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا “Dan Dia menciptakan segala sesuatu maka Dia pun menentukan dengan sebenar-benar penentuan.” [QS Al-Furqan 2] Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman, … ۚ وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ قَدَرًا مَقْدُورًا “Dan perkara Allah adalah ketentuan yang sudah ditakdirkan.” [QS Al-Ahzab 38] 📗 Adapun dari As-Sunnah Maka Rasulullah ﷺ bersabda ketika ditanya oleh Malaikat Jibril alaihissalam tentang iman, أن تؤ من با لله وملا ئكته وكتبه ورسله واليوم الا خر وتؤ من بالقدرخيره وشره “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Hari Akhir, dan engkau beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk.” [HR Muslim] Dan beliau ﷺ bersabda, كُلُّ شَيْءٍ بِقَدَرٍ حَتَّى العَجْزُ والكَيْسُ “Segala sesuatu dengan takdir sampai ketidak mampuan dan kecerdasan.” [HR Muslim] 📗 Adapun dari Ijma 🌟 Maka kaum muslimin telah bersepakat atas wajibnya beriman dengan takdir Allah dan bahwasanya orang yang mengingkari takdir Allah maka dia telah keluar dari agama Islam. Berkata Abdullah Ibnu Umar radhiyallahu anhuma ketika mendengar tentang munculnya orang-orang yang mengingkari takdir dan bahwasanya kejadian terjadi dengan sendirinya tanpa takdir. فَإِذَا لَقِيتَ أُولَئِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنِّي بَرِيءٌ مِنْهُمْ وَأَنَّهُمْ بُرَآءُ مِنِّي، وَالَّذِي يَحْلِفُ بِهِ عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ، لَوْ أَنَّ لِأَحَدِهِمْ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا فَأَنْفَقَهُ مَا قَبِلَ اللهُ مِنْهُ حَتَّى يُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ “Apabila kamu bertemu dengan mereka maka kabarkanlah kepada mereka bahwa aku Abdullah Ibnu Umar berlepas diri dari mereka dan mereka pun berlepas diri dariku. Demi Dzat yang Abdullah Ibnu Umar bersumpah dengan-Nya seandainya salah seorang dari mereka memiliki emas sebesar gunung Uhud kemudian menginfakkannya maka Allah tidak akan menerima darinya sampai dia beriman dengan takdir.” [Atsar ini diriwayatkan oleh Imam Muslim di dalam shahihnya] 🌟 Yang demikian karena Allah tidak menerima amalan orang yang kafir dan termasuk kekufuran apabila seseorang mengingkari takdir Allah azza wajalla. Berkata Al Imam An Nawawi rahimahullah, وَقَدْ تَظَاهَرَتِ الْأَدِلَّةُ الْقَطْعِيَّاتُ مِنَ الْكِتَابِ وِالسُّنَّةِ وَإِجْمَاعِ الصَّحَابَةِ وَأَهْلِ الْحَلِّ وَالْعَقْدِ مِنَ السَّلَفِ وَالْخَلَفِ عَلَى إِثْبَاتِ قَدَرِ اللَّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى “Telah banyak dalil-dalil yang jelas tetapnya yang saling menguatkan dari Al-Qur’an, As-Sunnah, dan Ijma Shahabat dan para Ahlul Halli wal Aqdi, yaitu orang-orang yang punya wewenang dari tokoh-tokoh kaum muslimin dari kalangan salaf dan kholaf yang menunjukkan atas penetapan takdir Allah Subhānahu wa Ta’āla.” [Al Minhaj Syarah Shahih Muslim Ibnu Al Hajjaj jilid I hal 155] Dan berkata Ibnu Hajar rahimahullah, و مذهب السلف قاطبة أن الأمورَ كلها بتقدير الله تعالى “Dan Manhaj seluruh salaf bahwa perkara-perkara semuanya dengan takdir Allah Ta’āla.” [Fathul Baari jilid 11 hal 478] Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Takdir Allah 🔊 Halaqah 3 Kedudukan Iman dengan Takdir di dalam Agama Islam 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 DALIL WAJIBNYA BERIMAN DENGAN TAKDIR ALLAH السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-3 dari Silsilah ilmiyyah Beriman Kepada Takdir Allah adalah tentang “Kedudukan Iman dengan Takdir di dalam Agama Islam”. 🌟 Iman dengan takdir Allah memiliki kedudukan yang tinggi di dalam agama Islam. Diantara yg menunjukkan ketinggian kedudukannya 1⃣. Beriman dengan takdir termasuk diantara enam Rukun Iman yang harus diimani dan pokok aqidah yang harus diyakini yang tidak sah iman seorang hamba tanpanya. 2⃣. Beriman yang benar dengan takdir Allah yang mencakup beriman dengan Ilmu Allah, penulisan-Nya, kehendak-Nya, dan Penciptaan-Nya termasuk bagian dari Mentauhidkan Allah di dalam Rububiyah dan sifat-sifat-Nya, karena Al Qadha memutuskan dan Al Qadar menentukan adalah termasuk pekerjaan Allah dan pekerjaan Allah adalah termasuk sifat-sifat-Nya. Barangsiapa yang tidak beriman dengan takdir maka dia bukan seseorang yang meng-Esa-kan Allah di dalam Rububiyah-Nya dan ini membawa pengaruh buruk pada Tauhid Uluhiyahnya. 📗 Adapun orang yang beriman dengan Al Qadha dan Al Qadar maka akan terjaga Tauhid Rububiyah-Nya dan Uluhiyahnya. Berkata Abdullah Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, ” الْقَدَرُ نِظَامُ التَّوْحِيدِ ، فَمَنْ وَحَّدَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَآمَنَ بِالْقَدَرِ فَهِيَ الْعُرْوَةُ الْوُثْقَى الَّتِي لا انْفِصَامَ لَهَا ، وَمَنْ وَحَّدَ اللَّهَ تَعَالَى وَكَذَّبَ بِالْقَدَرِ نَقْضَ التَّوْحِيدَ ” . “Takdir adalah aturan Tauhid, barangsiapa mengesakan Allah dan beriman dengan takdir maka inilah tali yang kuat yang tidak akan terlepas. Dan barangsiapa mentauhidkan Allah dan mendustakan takdir maka dia telah melepaskan tauhidnya.” [Atsar ini dikeluarkan oleh Al Firyabi di dalam Kitab Beliau Al Qadar hal 143] 📗 Yang dimaksud dengan takdir adalah aturan Tauhid yaitu beriman dengan takdir menjadikan teratur dan lurus tauhid seseorang. 3⃣. Beriman dengan takdir Allah adalah beriman dengan Qudratullah kemampuan Allah. Barangsiapa yang tidak beriman dengan takdir berarti dia tidak beriman dengan Qudratullah. Berkata Zaid Ibnu Aslam, القدر قدرة الله عز وجل ، فمن كذب بالقدر؛ فقد جحد قدرة الله عز وجل “Takdir adalah kemampuan Allah azza wajalla, barangsiapa yang mendustakan takdir maka dia telah mengingkari kemampuan Allah azza wajalla.” [Atsar ini diriwayatkan oleh Al Firyabi di dalam Kitab Beliau Al Qadar hal 144]. 4⃣. Beriman dengan takdir berkaitan dengan hikmah Allah, Ilmu-Nya, Kehendak-Nya, dan Penciptaan-Nya. Maka barangsiapa yang mengingkari takdir berarti dia telah mengingkari Ilmu Allah, Kehendak-Nya, dan Penciptaan-Nya. 5⃣. Beriman yang benar dengan takdir Allah akan membuahkan kebaikan yang banyak dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. 📗 Sebagaimana akan datang penyebutannya di halaqah-halaqah yang terakhir dari silsilah ini. Dan kebodohan tentang beriman dengan takdir ataupun kesalahpahaman menyebabkan berbagai penyimpangan dan kesengsaraan di dunia dan akhirat. 6⃣. Beriman dengan takdir adalah aqidah seluruh para Nabi dan para pengikut mereka. Allah berfirman tentang Nabi Nuh alaihissalam, قَالَ إِنَّمَا يَأْتِيكُمْ بِهِ اللَّهُ إِنْ شَاءَ… “Nuh berkata sesungguhnya Allah-lah yang akan mendatangkan tanda kekuasaan-Nya apabila Dia menghendaki.” [QS Hud 33] Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman tentang Nabi Ismail alaihissalam, … ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ “Ismail berkata, wahai bapakku kerjakanlah apa yang telah diperintahkan kepadamu, niscaya engkau akan mendapatkan diriku termasuk orang-orang yang sabar apabila Allah menghendaki.” [QS Ash-Shaffat 102] Dan Allah berfirman tentang Nabi Musa alaihissalam, … قَالَ رَبِّ لَوْ شِئْتَ أَهْلَكْتَهُمْ مِنْ قَبْلُ وَإِيَّايَ ۖ… “Musa berkata, wahai Rabb-ku seandainya Engkau menghendaki niscaya Engkau telah menghancurkan mereka dan diriku sebelum ini.” [QS Al-A’raf 155] 📗 Tiga ayat di atas menunjukkan keimanan para Nabi alaihimussallam terhadap takdir Allah azza wajalla. 7⃣. Diantara yg menunjukkan ketinggian kedudukan beriman dengan takdir di dalam agama Islam bahwa takdir berkaitan langsung dengan kehidupan manusia setiap harinya, seperti sehat, sakit, kaya, miskin, kuat, lemah, bahagia, sengsara, nikmat, adzab, hidayah, kesesatan dll. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Takdir Allah 🔊 Halaqah 4 Cara Beriman dengan Takdir Allah Bagian 1 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN DENGAN TAKDIR ALLAH BAGIAN 1 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-4 dari Silsilah ilmiyyah Beriman Kepada Takdir Allah adalah tentang “ Cara Beriman dengan Takdir Allah Bagian 1”. Cara Beriman dengan Takdir Allah adalah dengan mengimani Marotibul Qadar tingkatkan-tingkatan takdir yang jumlahnya ada empat 1⃣. Ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu, yang ada dan yang tidak ada, yang mungkin terjadi dan yang tidak mungkin terjadi. 🌟 Allah Subhānahu wa Ta’āla mengetahui yang ada di langit maupun yang ada di bumi, yang kelihatan maupun yg tidak kelihatan. Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman, … ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ “Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [QS Al-Baqarah 282] Dan Allah berfirman وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ “Dan di sisi-Nya kunci-kunci ilmu ghaib, tidak mengetahuinya kecuali Dia, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan lautan dan tidaklah jatuh sebuah daun kecuali Allah mengetahuinya dan tidak ada satu biji di kegelapan-kegelapan bumi dan tidak ada sesuatu yang basah maupun kering kecuali semuanya tertulis di dalam kitab yang nyata Al Lauhul Mahfudz.” [QS Al-An’am 59] 🌟 Allah mengetahui yang sudah terjadi, yang sedang terjadi dan yang akan terjadi, bahkan Allah mengetahui apa yang tidak terjadi, seandainya terjadi bagaimana kejadiannya. Allah berfirman, … ۖ وَلَوْ رُدُّوا لَعَادُوا لِمَا نُهُوا عَنْهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ “Dan seandainya mereka yaitu orang-orang kafir dikembalikan ke dunia niscaya mereka akan kembali melakukan apa yang mereka sudah dilarang darinya dan sesungguhnya mereka adalah berdusta.” [QS Al-An’am 28] 🌟 Yaitu seandainya orang-orang kafir yang diadzab di dalam neraka yang meminta supaya dikembalikan ke dunia untuk beriman dan beramal dikabulkan permintaan mereka untuk kembali ke dunia, niscaya mereka akan kafir kembali. 🌟 Dan Allah mengetahui apa yang dilakukan oleh makhluk sebelum Allah menciptakan mereka, mengetahui rezeki, ajal, dan amalan mereka, bergerak dan diamnya mereka, kesengsaraan dan kebahagiaan mereka, bahkan Allah mengetahui siapa diantara mereka yang kelak akan masuk ke dalam surga dan siapa yang akan masuk ke dalam neraka sebelum Allah menciptakan mereka. Bahkan sebelum mereka diciptakan, Allah mengetahui siapa diantara mereka yang kelak akan masuk surga dan siapa diantara mereka yang kelak akan masuk neraka. Rasulullah ﷺ bersabda di dalam hadits Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, ketika Nabi ﷺ ditanya tentang anak-anak orang-orang musyrikin beliau mengatakan, الله أعلم بـما كـانوا عامليـن “Allah lebih tau tentang apa yang akan mereka amalkan.” [HR Bukhari dan Muslim] Dan beliau ﷺ bersabda, ما منـكم من نفس إلا وقد علم منزلها من الجنة والنـار “Tidak ada sebuah jiwa kecuali telah diketahui tempatnya di dalam surga dan neraka.” [HR Bukhari dan Muslim] 🌟 Kewajiban seorang muslim adalah berbaik sangka kepada Allah yang telah memberikan hidayah kepada agama Islam ini dan Sunnah Rasulullah ﷺ kemudian istiqamah dalam beriman dan beramal shaleh sampai dia meninggal dunia. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Takdir Allah 🔊 Halaqah 5 Cara Beriman dengan Takdir Allah Bagian 2 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN DENGAN TAKDIR ALLAH BAGIAN 2 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-5 dari Silsilah ilmiyyah Beriman Kepada Takdir Allah adalah tentang “ Cara Beriman dengan Takdir Allah Bagian 2”. Cara Beriman dengan Takdir Allah adalah dengan mengimani Marotibul Qadar tingkatkan-tingkatan takdir yang jumlahnya ada empat Diantara cara beriman dengan takdir Allah adalah dengan mengimani tingkatan takdir yang ke dua, yaitu 2⃣. Penulisan Allah terhadap seluruh takdir makhluk-Nya di dalam Al Lauhul Mahfudz. Maka tidaklah terjadi sesuatu di alam ini kecuali Allah telah menulisnya di dalam kitab tersebut. Tidak mungkin apa yang terjadi di alam ini keluar dari apa yang sudah Allah tuliskan. 🌟 Dalil-dalil tentang beriman dengan penulisan Allah terhadap takdir di dalam Al Lauhul Mahfudz dari Al-Qur’an diantaranya Firman Allah azza wajalla وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ “Dan Kami telah menulis di dalam kitab-kitab yang Kami turunkan setelah sebelumnya ditulis di dalam Adz-Dzikr, bahwa bumi ini diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shalih.” [QS Al-Anbiya’ 105] 🌟 Adz-Dzikr adalah nama lain dari Al Lauhul Mahfudz. Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ “Sesungguhnya Kami-lah yang menghidupkan orang-orang yang mati dan Kami-lah yang menulis apa yang mereka kerjakan dan bekas-bekas mereka dan segala sesuatu Kami ihso’ di dalam kitab yang jelas.” [QS Ya-Sin 12] 🌟 Makna “ihso’” diantaranya Allah mengetahuinya, menjaganya, menetapkannya di dalam kitab tersebut. 🌟 Dan yang dimaksud dengan Kitab yang jelas adalah Al Lauhul Mahfudz. Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۗ إِنَّ ذَٰلِكَ فِي كِتَابٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ “Bukankah kamu mengetahui bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi. Sesungguhnya yang demikian ada di dalam Kitab, sesungguhnya yang demikian sangat mudah bagi Allah.” [QS Al-Hajj 70] Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman … ۚ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ۚ.. “Kami tidak lupakan sesuatu pun di dalam Al Lauhul Mahfudz.” [QS Al-An’am 38] Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman, … ۚ وَمَا يَعْزُبُ عَنْ رَبِّكَ مِنْ مِثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَلَا أَصْغَرَ مِنْ ذَٰلِكَ وَلَا أَكْبَرَ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ “Dan tidak terlepas dari pengetahuan Allah. Sesuatu sebesar semut kecil pun baik di bumi maupun di langit baik yang lebih kecil daripada itu atau lebih besar kecuali di dalam Kitab yang jelas.” [QS Yunus 61] Adapun dari Sunnah maka Rasulullah ﷺ bersabda كتب الله مقادير الخلائق قَبْلَ أَنْ يَخُلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ “Allah menulis takdir-takdir bagi para makhluk-Nya lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.” [HR Muslim] Dan Rasulullah ﷺ bersabda وَكَتَبَ فِي الذِّكْرِ كُلَّ شَيْءٍ “Dan Allah menulis di dalam Adz-Dzikr Al Lauhul Mahfudz segala sesuatu.” [HR Bukhari dan Muslim] Dan Beliau ﷺ bersabda مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنْ النَّارِ وَمَقْعَدُهُ مِنْ الْجَنَّةِ “Tidak ada diantara kalian kecuali sudah ditulis tempatnya di dalam neraka dan tempatnya di dalam surga.” [HR Al Bukhari dan Muslim] Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍