PemimpinSejati Umar bin Khattab. Sabtu 09 Mei 2020 03:30 WIB. Kisah kepemimpinan Umar bin Khattab sangat fenomenal. Sosok yang menjadi rujukan kepemimpinan ideal kaum muslim. Khalifah Umar merupakan salah satu di antara generasi terbaik sahabat Rasulullah SAW, pemimpin yang sangat terkenal dan disegani dalam sejarah peradaban Islam.
Oleh M. Ishom el-SahaUMAR bin Khattab adalah pemimpin Islam yang mengenalkan cara pemilihan pemimpin khalifah melalui pengambilan suara terbanyak. Gagasan ini beliau sampaikan pada tahun terakhir kekhilafahan, guna menentukan siapa pemimpin pengganti dalam pandangan pribadi Umar bin Khattab sudah dipetakan dan diperhitungkan siapa yang layak memimpin umat Islam setelah dirinya. Kandidat terkuat ialah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Tapi, jika beliau mengikuti jejak Abu Bakar dengan cara menunjuk pemimpin penggantinya, maka hal itu sulit dilakukan. Sebab, Utsman maupun Ali adalah dua tokoh kepercayaan Rasulullah untuk mencatat firman-firman dasar pertimbangan itulah beliau menunjuk tokoh-tokoh di antara sahabat Nabi yaitu Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Talhah bin Ubaid, Zubayr bin al-Uwam, Sa’d bin Abu Wa’i. Umar tidak melibatkan dalam tim formatur itu, Abdurrahman bin Auf. Sebagaimana beliau tidak menunjuk Said bin Zaid bin Amr bin Nafil karena alasan masih sepupu khalifah sendiri. Padahal Said bin Zaid adalah salah satu dari sepuluh yang dijamin masuk surga oleh oleh sahabat yang lain, dimintakan satu perwakilan dari khalifah Umar. Lalu disepakatilah Abdullah bin Umar Dengan catatan ia memiliki hak suara tapi tidak memiliki hak untuk bin Khattab berpesan kepada mereka “Aku tidak menerima perintah untuk menunjuk penggantiku baik di waktu hidupku maupun matiku dengan cara berwasiat. Namun yang pasti aku akan mati. Maka untuk kelangsungan masa depan umat Rasulullah Saw, aku kumpulkan kalian untuk menentukan masa depan kalian.”Umar bin Khattab tampaknya sudah memprediksi proses pemilihan khalifah penggantinya akan berlangsung ketat dan alot. Untuk itu, beliau berwasiat agar Suhaib bin Sinan al-Rumi berkenan memimpin shalat jamaah dan berdoa selama tiga hari, sesudah wafat beliau dan sampai ada kesepakatan siapa khalifah pengganti Umar itu terbukti. Sahabat-sahabat yang ditunjuknya membutuhkan waktu tiga hari untuk menyelesaikan tugas memilih khalifah ke-3. Pada hari pertama dan kedua, dari 6 orang yang telah ditunjuk semua hadir, terkecuali Talhah bin Ubaid. Sahabat yang lain sempat ragu dan bertanya-tanya tentang sikap Thalhah. Tapi keragu-raguan itu akhirnya terjawab sesudah Thalhah hadir di tengah-tengah dari tokoh yang hadir, tiga di antaranya memilih Zubair. Tapi Zubair menolak dan melimpahkan tiga suara yang didapatnya kepada Ali. Menantu Rasulullah yang rendah hati inipun menolak dan melimpahkan suara yang diperolehnya kepada Sa’ad. Tapi lagi-lagi karena ketawadhuan Sa’ad beliau malah “melemparkan” suaranya kepada Abdurrahman bin pertama rapat menghasilkan keputusan yang belum bulat sebab di antara peserta justru memilih tokoh yang tidak termasuk dalam tim formatur yang telah hari kedua, tim formatur menghadap Abdurrahman bin Auf untuk menyampaikan hasil keputusan sementara mereka. Tapi Abdurrahman sendiri ketika dikonfirmasi menolak penunjukan dirinya menjadi khalifah. Beliau justru berkata “Di antara kita yang lebih berhak menjadi khalifah ialah Utsman dan Ali.”Tim formatur tak puas dengan jawaban Abdurrahman. Sa’ad bin Abu Wa’y selaku juru bicara mendesak agar Abdurrahman memilih salah satu di antara dua tokoh Utsman atau Ali. Setelah banyak pertimbangan, akhirnya Abdurrahman memilih Utsman bin Affan. Sekalipun sudah ada penegasan Abdurhman tapi ada yang mempertanyakan bagaimana dengan hak suara Thalhah yang belum juga hadir sampai hari kedua rapat?Untunglah pada hari ketiga Thalhah yang sudah dinanti-nanti hadir dalam forum musyawarah sahabat-sahabat Nabi. Ketika ditanya pilihannya, beliau spontan menjatuhkan pilihan kepada Utsman bin Affan. Dengan demikian, suara terbanyak telah menunjuk Utsman bin Affan sebagai khalifah pengganti Umar bin Khattab. Pemilihan ini diikuti dengan pembaitan yang dilakukan oleh 50 sahabat terkemuka kepada khalifah kisah pertama kali pemilihan secara langsung al-khalifatur-rasyidun ke-3 dalam sejarah Islam. Walaupun berjalan alot, tapi demi kepentingan bersama, suksesi kepemimpinan dapat dilakukan secara aman dan damai. Semoga kisah ini memberikan inspirasi bagi umat Islam Indonesia dalam menyalurkan hak suara pada Pemilu 2019. **Dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin, BantenNavigasi pos
KhalifahUmar ibn Khattab ditunjuk menjadi khalifah melalui wasiat yang diberikan oleh khalifah pertama, Abu Bakar as-Shiddiq, sebelum ia wafat. Abu Bakar wafat pada 8 Jumadil Akhir tahun ke-13 Hijriyah. Adapula yang menyebutkan bahwa Abu Bakar wafat 21 Jumadil Akhir 13 H. Beliau wafat setelah memimpin kaum Muslim selama dua tahun.
JAKARTA – Umar bin Khattab menetapkan penentuan khalifah penggantinya di bawah majelis syura yang beranggotakan enam orang. Di antaranya, Utsman bin Affan, Ali bin Abi thalib, Thalhah bin Ubaidullah, az Zubair bin al Awwam, Abdurrahman bin Auf, dan Saad bin Abu Waqqash. Dilansir dari laman Youm7 pada Kamis 3/6, dalam Al Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir djelaskan bahwa Umar merasa berat untuk memilih salah seorang di antara mereka. Beliau berkata, "Aku tidak sanggup untuk bertanggung jawab tentang perkara ini baik ketika aku hidup maupun setelah aku mati. Jika Allah menghendaki kebaikan terhadap kalian, Dia akan membuat kalian bersepakat untuk menunjuk seorang yang terbaik di antara kalian sebagaimana telah membuat kalian sepakat atas penunjukan orang yang terbaik setelah Nabi kalian ﷺ". Di antara yang menunjukkan kesempurnaan kewaraan beliau, beliau tidak memasukkan dalam anggota majelis syura tersebut Said bin Zaid bin Amr bin Nufail karena dia adalah anak paman beliau. Beliau khawatir dia akan diangkat karena posisinya sebagai anak paman beliau, dan dia adalah salah seorang yang diberitakan masuk surga, bahkan pada riwayat al Madainy dari para Syaikhnya bahwa dia Said bin Zaid mendapat pengecualian di antara mereka, Umar katakan, "Kamu tidak termasuk anggota majelis syura." Umar berkata kepada anggota majelis syura, "Apakah Abdullah anak beliau ikut hadir? Dia tidak termasuk dalam keanggotaan majelis ini." Bahkan, beliau memberikan pendapat dan nasihat kepada anggota tersebut agar dia Abdullah jangan diberi jabatan tersebut. Beliau juga mewasiatkan agar Shuhaib bin Sinan ar Rumy mengimami sholat selama tiga hari sampai musyawarah itu tuntas dan majelis syura mempunyai kesepakatan atas urusan tersebut. Mereka bermusyawarah membicarakan tentang urusan ini hingga akhirnya hanya terpilih tiga kandidat. Zubair menyerahkan jabatan khalifah tersebut kepada Ali bin Abi Thalib, Saad kepada Abdur Rahman bin Auf, dan Thalhah kepada Utsman bin Affan. Abdurrahman bin Auf berkata kepada Ali dan Utsman, "Sesungguhnya aku melepaskan hakku untuk salah seorang di antara kalian berdua yang berlepas diri dari perkara ini, Allah sebagai pengawasnva. Sungguh akan diangkat sebagai khalifah salah seorang yang terbaik di antara dua orang yang tersisa." Ucapan ini membuat Utsman dan Ali terdiam. Kemudian Abdurrahman melanjutkan, "Aku akan berusaha untuk menyerahkan jabatan tersebut kepada salah seorang di antara kalian berdua dengan cara yang benar." Mereka berdua berkata, "Ya." Kemudian masing-masing mereka memberikan khutbahnya yang menyebutkan tentang keistimewaannya dan berjanji jika mendapat jabatan tersebut tidak akan menyimpang dan jika ternyata tidak, maka dia akan mendengar dan mentaati orang yang diangkat. Mereka berdua menjawab, "Ya." Lantas mereka pun bubar. Abdurrahman berusaha selama tiga hari tiga malam tidak tidur dan hanya melakukan sholat, doa, dan istikharah serta bertanya-tanya kepada mereka yang mempunyai pendapat tentang dua kandidat ini, dan tidak dijumpai seorang pun yang tidak condong kepada Utsman. Ketika tiba pagi hari yang keempat setelah wafatnya Umar bin Khattab, Abdurrahman mendatangi rumah kemenakannya, al Miswar bin Makhramah dan berkata, "Apakah engkau tidur ya Miswar? Demi Allah aku sangat sedikit tidur sejak tiga hari yang lalu. Pergilah untuk memanggil Ali dan Utsman!" Al Miswar berkata, "Siapa yang pertama harus kupanggil?" beliau berkata, "Terserah padamu." Maka aku pun pergi menemui Ali dan aku katakan, "Pamanku tadi memanggilmu," Ali bertanya, "Apakah dia juga memanggil yang lain selainku?" jawabku, "Benar" BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Umar bin Khattab merupakan Khulafaur Rasyidin kedua, yang memimpin setelah Abu Bakar. Pada masa kepemimpinannya, umat Islam muncul sebagai kekuatan baru di wilayah Timur Tengah. Umar bin Khattab menjadi khalifah selama sepuluh tahun, yakni antara 634 hingga tahun 644. Ia resmi menjadi Khulafaur Rasyidin kedua menggantikan Khalifah
UMAR bin Khattab berasal dari Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy, suku terbesar di kota Mekkah saat itu. Ia adalah khalifah kedua pengganti Abu Bakar Ash-Shiddiq. Umar telah banyak menyumbangkan jasa-jasanya untuk umat Islam, di antaranya berbagai penaklukan negeri-negeri yang kemudian berhasil dikuasai oleh kaum muslimin. Di antara strategi yang dilakukannya sebelum berperang adalah memilih pemimpin pasukan, berikut caranya 1 Berdasarkan ketakwaan, wara’ dan mengerti hukum Islam Saat Umar memilih Sa’id bin Amir untuk menjadi Gubernur Syam, namun Sa’id sendiri menolak keputusan tersebut. Mendengar penolakannya Umar marah dengan kebijaksanaannya lalu berkata, “Demi Allah yang jiwaku berada di tangannya, janganlah kalian membebani leherku, sementara kalian hanya duduk-duduk di rumah kalian.” BACA JUGA Ka’ab al-Ahbar Sebut Umar akan Meninggal Tiga Hari Lagi 2 Berdasarkan sikap sabar dan yakin Ketika Umar memilih Abu Ubaid ats-Tsaqafi menjadi gubernur di salah satu wilayah yang dikuasai kaum muslim, Umar berpesan padanya, “Aku tidak melarang kalian menyerang, tetapi ketergesaan dalam penyerangan dapat merugikan, kecuali ada sebab yang mengharuskannya. 3 Berdasarkan sikap berani, tegas, dan terampil menggunakan senjata Ketika Umar memilih pemimpin pasukan pada perang Nahawund, orang-orang berpesan kepada Umar, “Wahai Amirul Mukminin, engkau adalah orang yang paling mengetahui tentang orang Irak. Para pasukan telah mengirim utusannya kepadamu untuk dipilih sebagai pemimpin pasukan.” Umar kemudian berkata, “Demi Allah, besok aku akan memberikan kekuasaan kepada orang yang paling tepat bidikan panahnya.” “Siapa dia wahai Amirul Mukminin?” tanya pasukan. “Nu’man bin Miqran al-Muzani.” jawab Umar. Para sahabat kemudian menyetujuinya dengan berkata, “Benar, dialah orang yang tepat.” BACA JUGA Di Masa Jahiliyah, Umar Sering Bergulat di Pasar Ukaz 4 Berdasarkan sikap semangat yang tinggi Umar dalam salah satu khutbahnya mengatakan, “Janganlah kalian memberi mandat kepada seseorang atas pekerjaannya, sementara dia tidak menyukai pekerjaannya itu dan tidak qana’ah. ini adalah keharusan karena pekerjaan ini memerlukan ketekunan.” Demikianlah di antara cara Umar bin Khaththab dalam menyusun strateginya memilih pemimpin pasukan, kebijakannya dalam memilih tidak semata-mata mengandalkan sebatas kekuatan untuk dapat berhasil menaklukan banyak peperangan. [] Sumber DR. Ahmad Hatta MA., dkk. Januari 2015. The Golden Story of Umar bin Khaththab. Jakarta Timur Maghfirah Pustaka.
Utsmanbin Affan, khalifah ketiga, dipilih oleh pertemuan majelis di Madinah, di Arab barat laut, pada tahun 23 H (643/644).. Khalifah sebelumnya, Umar bin Khattab, ditikam oleh seorang budak Persia bernama Abu Lulu'ah (Fairuz).Mengingat keributan yang terjadi setelah kematian Nabi Muhammad, di ujung ajalnya Umar menunjuk sebuah kelompok yang terdiri dari enam orang, untuk memilih pemimpin baru.
Proses Pemilihan Umar bin Khattab sebagai Khalifah Pengenalan Umar bin Khattab adalah seorang sahabat Rasulullah SAW dan salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam. Ia lahir di Mekah pada tahun 583 Masehi dan sejak usia remaja telah menjadi seorang pedagang yang sukses. Pada awalnya, Umar bin Khattab sama sekali tidak tertarik dalam agama Islam. Namun, setelah peristiwa Isra’ Mi’raj, ketika Rasulullah SAW menceritakan pengalamannya yang luar biasa kepada umat Islam di Mekah, Umar mulai tertarik untuk mempelajari Islam. Pada akhirnya, setelah tiga tahun berlalu sejak peristiwa Isra’ Mi’raj, Umar bin Khattab akhirnya memeluk agama Islam pada tahun 616 Masehi. Sejak saat itu, ia menjadi salah satu sahabat yang paling setia dan dekat dengan Rasulullah SAW, serta memainkan peran penting dalam menjaga kesatuan umat Islam selama masa kenabian. Setelah wafatnya Rasulullah SAW, Abu Bakar dipilih sebagai khalifah pertama umat Islam. Namun, ia hanya menjabat selama dua tahun sebelum meninggal dunia pada tahun 634 Masehi. Setelah itu, umat Islam perlu memilih seorang pemimpin baru untuk menggantikan Abu Bakar. Inilah awal dari proses pemilihan Umar bin Khattab sebagai khalifah. Berikut ini akan dijelaskan secara lebih rinci mengenai proses pemilihan Umar bin Khattab sebagai khalifah. Usulan Pemilihan Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, Islam sedang mengalami perkembangan pesat. Setelah Abu Bakar wafat, umat Islam merasa kehilangan sosok yang sangat penting dalam perkembangan agama Islam. Karena itu, muncul usulan untuk memilih khalifah baru yang dapat melanjutkan kepemimpinan Islam dan membawa umat Islam ke arah yang lebih baik. Pemilihan khalifah baru menjadi sangat penting untuk menjaga persatuan dan kestabilan umat Islam. Setelah Abu Bakar wafat, terjadi perdebatan di antara para sahabat mengenai siapa yang akan menjadi khalifah. Beberapa sahabat meyakini bahwa Ali bin Abi Thalib harus menjadi khalifah karena ia merupakan kerabat Nabi dan telah menunjukkan keberaniannya dalam pertempuran. Namun, mayoritas sahabat memilih Umar bin Khattab sebagai khalifah. Saat itu, Umar bin Khattab merupakan salah satu sahabat Nabi yang paling terkemuka. Ia memiliki reputasi sebagai seorang yang adil, tegas, dan berwibawa. Banyak sahabat yang percaya bahwa Umar bin Khattab akan mampu memimpin umat Islam dengan baik. Selain itu, Umar bin Khattab juga telah memperlihatkan kompetensinya dalam memimpin dalam beberapa kesempatan, seperti ketika ia dipilih oleh Abu Bakar sebagai orang yang akan memimpin dalam salah satu ekspedisi militer. Jadi, setelah terjadi perdebatan yang cukup panjang, mayoritas sahabat sepakat untuk memilih Umar bin Khattab sebagai khalifah. Pemilihan dilakukan secara tradisional dengan menggunakan mekanisme musyawarah dan musyakalah di mana setiap sahabat diizinkan untuk mengajukan kandidat dan menyampaikan argumennya. Pada akhirnya, Umar bin Khattab berhasil memenangkan kepercayaan para sahabat dan menjadi khalifah. Ia menjabat selama 10 tahun dan dianggap sebagai salah satu khalifah terbaik dalam sejarah Islam. Pada masa kekhalifahannya, Islam berkembang pesat dan banyak inovasi dilakukan dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi, politik, dan sosial. Melalui proses pemilihan khalifah, umat Islam berhasil menunjukkan bahwa mereka dapat berdemokrasi dan memilih pemimpin yang paling layak untuk memimpin umat. Pemilihan tersebut menjadi sebuah contoh bagi dunia tentang bagaimana sebuah komunitas dapat memilih pemimpin secara adil dan merata. Penentuan Lokasi Proses pemilihan Umar bin Khattab sebagai khalifah terjadi setelah kematian Khalifah Abu Bakar. Para sahabat Rasulullah SAW yang saat itu menjadi pemimpin umat Islam mengadakan rapat di Gedung Majlis Syura untuk menentukan siapa yang akan menggantikan posisi Abu Bakar sebagai khalifah. Majlis Syura adalah sebuah gedung yang dibangun oleh Khalifah Umar bin Khattab pada masa pemerintahannya. Gedung ini berfungsi sebagai tempat rapat dan pertemuan penting antara pemimpin dan masyarakat. Oleh karena itu, Majlis Syura menjadi lokasi yang tepat untuk melakukan pemilihan khalifah. Pada saat itu, terdapat tiga kandidat yang dipilih oleh para sahabat untuk menjadi khalifah, yaitu Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Ketiga kandidat tersebut memiliki keistimewaan masing-masing, namun pada akhirnya Umar bin Khattab terpilih sebagai khalifah. Majlis Syura menjadi lokasi yang strategis untuk melakukan pemilihan khalifah karena gedung tersebut merupakan tempat yang terbuka dan dapat menampung banyak orang. Selain itu, rapat juga dapat berlangsung dengan kondusif karena ruangannya dirancang sedemikian rupa sehingga suara dari setiap peserta rapat bisa didengar dengan jelas. Proses pemilihan khalifah di Gedung Majlis Syura ini dapat dikatakan sebagai salah satu momen penting dalam sejarah Islam, karena pada saat itu terjadi sebuah proses demokrasi yang melibatkan banyak orang untuk menentukan pemimpin umat Islam. Pemilihan Umar bin Khattab sebagai khalifah di awal masa Islam terhitung penting karena beliau dianggap memiliki kapasitas kepemimpinan yang tinggi. Selain itu, Umar bin Khattab juga merupakan satu-satunya khalifah yang dipilih oleh majelis syura yang merupakan suatu panel konsultan para ulama atau pembesar Islam. Bagaimana proses pemilihan Umar bin Khattab sebagai khalifah? Berikut penjelasannya. Latar Belakang Pemilihan Umar Bin Khattab Sebagai Khalifah Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, kaum Muslimin memerlukan sosok yang mampu menjadi pemimpin dan mengatur negara Islam. Pada awalnya, Abu Bakar menjadi pemimpin pertama dalam sejarah Islam. Namun, setelah Abu Bakar wafat, muncul kontroversi tentang siapa yang seharusnya menjadi pengganti. Sebagian masyarakat muslim berpendapat bahwa Ali Bin Abi Thalib seharusnya menjadi Khalifah. Sementara itu, sebagian yang lain berpendapat bahwa Umar bin Khattablah yang pantas meneruskan kepemimpinan sebagai khalifah. Rapat Majlis Syura Dalam rangka menyelesaikan perdebatan ini, keputusan diambil untuk membentuk Majlis Syura. Majlis Syura merupakan suatu panel konsultan para ulama atau pembesar Islam yang dibentuk untuk memilih khalifah selanjutnya. Dalam memilih Khalifah, Majlis Syura menetapkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon khalifah. Syarat-syarat tersebut antara lain adanya akhlak yang baik, mampu mengatur pemerintahan dengan baik dan adil, serta memiliki kemampuan kepemimpinan yang tinggi. Dalam rapat Majlis Syura tersebut, nama Umar bin Khattab sering dibicarakan karena ia dikenal sebagai sosok yang banyak memenuhi persyaratan tersebut. Debat Dalam Rapat Dalam beberapa rapat, para anggota Majlis Syura banyak membicarakan tentang kemampuan dan kriteria Umar bin Khattab sebagai seorang khalifah. Terdapat juga debat sengit yang terjadi antara para anggota Majlis Syura mengenai pemilihan khalifah, namun kesepakatan akhirnya dicapai pada saat semua anggota Majlis Syura sepakat memilih Umar bin Khattab sebagai Khalifah Islam yang baru. Sangat Berpengaruh Dalam Sejarah Islam Setelah terpilih sebagai khalifah, Umar bin Khattab mengatur negara Islam dengan sangat baik. Ia juga banyak melakukan perubahan dan memperbaiki keadaan di negara Islam secara keseluruhan. Umar bin Khattab terkenal dengan motto “berpijaklah pada kebenaran walau pahit”, dimana ia selalu bertindak berdasarkan kebenaran meski itu tidak disukai oleh banyak orang. Kepemimpinannya dalam sejarah Islam bersifat sangat berpengaruh dan memberi banyak inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia hingga saat ini. Secara keseluruhan, pemilihan Umar bin Khattab sebagai khalifah adalah proses yang sangat penting dalam sejarah Islam. Dalam proses ini, Majlis Syura bekerja keras untuk memilih sosok yang paling layak untuk memimpin negara Islam kala itu. Pemilihan Umar bin Khattab sebagai khalifah membuktikan bahwa pemimpin yang baik harus selalu rajin dalam menjalani konsultasi dan mendengarkan suara dari semua pihak. Pengambilan Sumpah Umar bin Khattab, salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW, dipilih menjadi khalifah setelah Abu Bakar wafat. Ia menjadi khalifah pada tahun 634 M. Pemilihan Umar bin Khattab sebagai khalifah dilakukan melalui proses yang berbeda dengan pemilihan khalifah sebelumnya. Proses pemilihan khalifah kali ini lebih ketat dan diawasi secara ketat oleh para ulama dan sahabat Nabi Muhammad SAW. Pengambilan sumpah merupakan salah satu tahapan penting dalam proses pemilihan Umar bin Khattab sebagai khalifah. Saat itu, para ulama dan sahabat Nabi Muhammad SAW berkumpul di masjid dan meminta Umar bin Khattab untuk mengambil sumpah sebagai pemimpin umat Islam. Umar bin Khattab mengambil sumpah dengan penuh kesungguhan dan tulus hati. Ia menyatakan bahwa dirinya akan memerintah umat Islam dengan adil dan berdasarkan ajaran agama Islam yang sejati. Ia juga berjanji untuk melindungi hak-hak rakyat jelata dan memberikan keadilan bagi seluruh umat Islam, tanpa terkecuali. Saat mengambil sumpah, Umar bin Khattab juga menyampaikan beberapa pesan penting yang menjadi pedoman bagi dirinya dalam memimpin umat Islam. Salah satu pesan tersebut ialah bahwa sebagai khalifah, ia harus mampu memperbaiki keadaan umat Islam yang sudah terpuruk selama ini. Kepemimpinan Umar bin Khattab diharapkan dapat membawa perubahan yang signifikan bagi umat Islam, baik dari segi ekonomi, politik, maupun sosial. Selain itu, Umar bin Khattab juga menekankan bahwa dalam memimpin umat Islam, ia harus berdasarkan kepemimpinan yang adil dan bijaksana. Sikap yang adil dan bijaksana adalah kunci untuk menjaga kepercayaan umat Islam terhadap kepemimpinannya. Ia juga menegaskan bahwa sebagai khalifah, ia harus bertanggung jawab atas segala tindakan yang diambilnya dan siap menerima tantangan sebagai pimpinan umat Islam. Dengan pengambilan sumpah ini, Umar bin Khattab menjadi khalifah yang sah dan siap memimpin umat Islam dengan penuh tanggung jawab. Ia memimpin umat Islam selama 10 tahun dan berhasil membawa banyak kemajuan bagi umat Islam. Umar bin Khattab dikenal sebagai salah satu khalifah terhebat dalam sejarah Islam karena kesuksesannya dalam memimpin umat Islam dan memberikan keadilan bagi seluruh umat Islam. Penyebab Pemilihan Umar bin Khattab merupakan salah satu sahabat Rasulullah SAW yang sangat terkenal dengan keberaniannya dalam menegakkan Islam. Sebelum diangkat menjadi khalifah, Umar bin Khattab sudah memiliki reputasi yang sangat baik di mata umat Islam. Hal ini membuat proses pemilihan Umar bin Khattab sebagai khalifah berlangsung dengan lancar dan mudah. Salah satu faktor penyebab pemilihan Umar bin Khattab sebagai khalifah adalah karena kemampuannya dalam memimpin. Umar bin Khattab dikenal sebagai orang yang tegas, adil, dan berwibawa. Hal ini membuat para sahabat Rasulullah SAW mempercayakan kepemimpinan umat Islam pada Umar bin Khattab. Selain itu, Umar bin Khattab juga dikenal sebagai orang yang cerdas dan memiliki kemampuan strategi yang baik. Kemampuan yang dimiliki Umar bin Khattab dalam mengatur dan memimpin membuat umat Islam lebih percaya diri dalam menghadapi berbagai tantangan. Dalam berbagai pertempuran, Umar bin Khattab selalu menjadi strategis yang mampu membuat keputusan yang tepat untuk kemenangan umat Islam. Dalam hal keadilan, Umar bin Khattab juga tak kalah terkenal. Ia dikenal sebagai orang yang sangat adil dan tegas dalam menjaga keadilan. Hal ini membuatnya dipercaya untuk memegang amanah kepemimpinan sebagai khalifah umat Islam. Reputasi Umar bin Khattab juga membuatnya dihormati oleh para sahabat Rasulullah SAW. Kondisi ini membuat mereka menjadi lebih percaya dan yakin pada kemampuan Umar bin Khattab dalam memimpin dan menjaga kemajuan Islam. Selain itu, Umar bin Khattab juga dikenal sebagai sahabat Rasulullah SAW yang sangat taat pada ajaran Islam. Hal ini menjadikan dirinya sebagai sosok teladan bagi umat Islam. Proses pemilihan Umar bin Khattab sebagai khalifah juga melalui beberapa tahapan. Salah satu tahapannya adalah musyawarah yang dilakukan oleh para sahabat Rasulullah SAW. Para sahabat tersebut memilih Umar bin Khattab dengan pemilihan yang disepakati secara musyawarah mufakat. Keputusan ini merujuk pada pemahaman bahwa Umar bin Khattab merupakan sosok yang tepat untuk menjadi pemimpin umat Islam. Keputusan pemilihan Umar bin Khattab sebagai khalifah umat Islam juga tidak hanya dari satu sudut pandang. Para sahabat Rasulullah SAW memilih Umar bin Khattab setelah melalui beberapa uji kelayakan dan kapasitas sebagai pemimpin umat Islam. Dalam proses ini, faktor-faktor seperti kemampuan, reputasi, dan karakter yang dimiliki Umar bin Khattab sangat diperhatikan. Dalam akhirnya, pemilihan Umar bin Khattab sebagai khalifah umat Islam sangat tepat. Ia berhasil memimpin umat Islam dengan baik dan mampu menjaga kemajuan Islam di masa berikutnya. Umar bin Khattab merupakan sosok yang dihormati dan menjadi panutan bagi umat Islam. Latar Belakang Umar bin Khattab merupakan sosok penting dalam sejarah Islam. Beliau adalah khalifah kedua setelah Rasulullah wafat. Pemilihan Umar bin Khattab sebagai khalifah memiliki cerita yang unik dan menarik. Bagaimana proses pemilihan tersebut? Yuk, kita lihat ulasannya berikut ini. Pengusulan Proses pemilihan Umar bin Khattab sebagai khalifah dimulai dari pengusulan. Setelah wafatnya Rasulullah, para sahabat sangat kehilangan sosok pemimpin yang sangat mereka hormati. Kemudian, beberapa sahabat yang selektif mengusulkan beberapa nama kandidat yang mumpuni untuk menjadi khalifah. Perdebatan Setelah beberapa nama kandidat diusulkan, para sahabat mendasarkan usulan tersebut pada kelayakan dan keikhlasan para kandidat. Hal ini menimbulkan perdebatan, mengingat banyaknya sahabat yang layak untuk menjadi khalifah. Para sahabat saling membahas dan mencari pemahaman bersama agar perselisihan tidak terjadi dan dapat mencapai kesepakatan yang baik. Kesepakatan Setelah perdebatan yang cukup alot, para sahabat akhirnya mencapai kesepakatan dalam memilih Umar bin Khattab sebagai khalifah. Beliau dianggap memiliki kualitas kepemimpinan yang baik, disiplin, dan memiliki keberanian yang luar biasa dalam mengambil keputusan. Pengambilan Sumpah Setelah dipilih sebagai khalifah, Umar bin Khattab kemudian mengambil sumpah sebagai bentuk komitmennya kepada kaum muslimin. Sumpah tersebut diambil dengan mengangkat tangan kanan dan mengucapkan janji setia sebagai pemimpin. Dalam sumpahnya, Umar bin Khattab berjanji untuk memimpin dengan adil dan mengayomi rakyatnya dengan baik. Stabilitas Pemerintahan Setelah dilantik sebagai khalifah, Umar bin Khattab berhasil memimpin umat Islam dengan stabil dan dalam kondisi yang baik. Beliau mampu mengembangkan pemerintahan dan infrastruktur sehingga membawa kemakmuran bagi seluruh umat muslim. Umar bin Khattab dikenal sebagai khalifah yang sangat adil, tegas, dan bijak dalam memimpin. Pengabdian pada Islam Umar bin Khattab merupakan sosok yang sangat taat dan mengabdikan dirinya pada Islam. Beliau selalu berusaha untuk memajukan Islam dan membantu umat muslim. Selama memimpin sebagai khalifah, Umar bin Khattab banyak berinovasi dan berhasil membawa kemajuan pada berbagai bidang, hingga menciptakan kebijakan yang mampu mengatasi berbagai masalah umat Islam kala itu. Kesimpulan Kesimpulannya, proses pemilihan Umar bin Khattab sebagai khalifah sebenarnya tidaklah mudah. Hal ini terlihat dari proses pengusulan, perdebatan, dan kesepakatan yang diambil oleh para sahabat. Namun, Umar bin Khattab berhasil membuktikan bahwa dirinya memang pantas untuk memimpin umat Islam dengan baik, melalui kesuksesannya dalam mengembangkan pemerintahan dan infrastruktur, serta mengabdikan diri pada Islam. Semoga artikel ini dapat memberikan inspirasi bagi kita semua dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
CaraUmar bin Khattab Mengaudit Harta Pejabat (1) Cara Umar bin Khattab Mengaudit Harta Pejabat (3-Habis) Kepada: Amr bin Ash. Assalamualaikum. Amma ba'du. Melalui surat ini saya kabarkan, bahwa saya mendapatkan laporan, Anda telah terserang wabah penyakit yang membahayakan, yaitu penyakit duniawi; memiliki kuda, unta, kambing, sapi, dan budak.
UTSMAN bin Affan menjabat sebagai khalifah menggantikan Umar bin Khattab, tepatnya pada tahun 23 H. Utsman bin Affan diangkat menjadi khalifah atas dasar musyawarah dan keputusan para sahabat, yang anggotanya dipilih oleh khalifah Umar bin Khattab sebelum beliau wafat. Keenam anggota panitia itu ialah Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdurahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah. Tiga hari setelah Umar bin Khattab wafat, keenam kandidat kemudian berkumpul dan bermusyawarah selama tiga hari di bawah panitia pemilihan yang terdiri dari Abdullah bin Umar, Abu Thalhah al-Anshari, al-Miqdad, dan Suhaib. Musyawarah pemilihan ini dimulai dengan pembukaan dari Abdurrahman bin Auf yang berkata “Pilihlah tiga orang di antara kalian.” BACA JUGA Orang-orang Pengganti Khalifah Umar Zubair bin al-Awwam berkata “Aku memilih Ali.” Thalhah bin Ubaidilah berkata “Aku memilih Utsman.” Sa’ad bin Abi Waqqash berkata “Aku memilih Abdurrahman bin Auf.” Abdurrahman bin Auf lalu berkata kepada Ali dan Utsman “Aku memilih salah satu di antara kalian berdua yang sanggup memikul tanggung jawab ini. Jadi, sampaikanlah pendapat kalian mengenai hal ini.” Ali maupun Utsman terhening tidak memberikan jawaban. Abdurrahman bin Auf pun memahami keduanya. Lalu Abdurrahman berkata, “Apa kalian hendak memikulkan tanggung jawab ini kepadaku? Bukankah yang paling berhak memikulnya adalah yang terbaik di antara kalian?” Mendengar hal itu, Ali dan Utsman berkata “Ya benar.” Abdurrahman bin Auf kemudian memandangi para sahabat yang hadir dan meminta pandangan mereka. la kemudian berkata kepada Ali “Jika kau tidak mau kubaiat, sampaikan pandanganmu.” Ali bin Abi Thalib berkata, “Aku memilih Utsman.” Lalu Abdurrahman bin Auf memandang Utsman bin Affan. Utsman pun berkata, “Aku memilih Ali bin Abu Thalib.” Dari keenam kandidat tidak ada satu pun yang mau mengajukan diri untuk dibaiat, begitu pun dengan dua kandidat terakhir, Ali dan Utsman. Oleh karena itu, musyawarah pun ditunda. Pada hari kedua, Abdurrahman bin Auf berkeliling Madinah menjumpai para sahabat dan memintai pendapat mereka. Akhirnya di malam hari ketiga, Abdurrahman bin Auf memanggil Zubair bin aI-Awwam dan Sa’ad bin Abi Waqqash, mereka bertiga kemudian bermusyawarah. Setelah ketiganya selesai bermusyawarah, Abdurrahman bin Auf kemudian memanggil Ali bin Abi Thalib dan keduanya berbincang hingga tengah malam. Ketika Ali pergi setelah selesai berbincang-bincang, Abdurrahman bin Auf kemudian memanggil Utsman bin Affan dan keduanya berbincang-bincang hingga azan subuh berkumandang. Pagi itu, kaum muslimin berkumpul di Masjid Nabi. Dihadiri oleh enam kandidat, wakil kaum Muhajirin dan Anshar, serta para pemimpin pasukan. Abdurrahman bin Auf kemudian memandang Ali bin Abi Thalib dan membacakan syahadatain, ia berkata kepada Ali sambil memegang tangannya “Engkau punya hubungan dekat dengan Rasulullah, dan sebagaimana diketahui, engkau pun lebih dulu masuk Islam. Demi Allah, jika aku memilihmu, engkau harus berbuat adil. Dan jika aku memilih Utsman, engkau harus patuh dan taat. Wahai Ali, aku telah berkeliling menghimpun pendapat berbagai kalangan, dan ternyata mereka lebih memilih Utsman. Aku berharap engkau menerima ketetapan ini.” BACA JUGA Orang Quraisy Terguncang ketika Umar bin Khattab Memeluk Islam Setelah berkata kepada Ali, Abdurrahman bin Auf berkata kepada Utsman “Aku membaiatmu atas nama sunnah Allah dan Rasul-Nya, juga dua khalifah sesudahnya.” Ali bin Abi Thalib adalah orang kedua yang berkata yang sama kepada Utsman untuk membaiatnya sebagai khalifah pengganti Umar. Saat itu juga semua kaum muslimin yang hadir serempak membaiat Utsman sebagai khalifah kaum muslimin. Maka Utsman bin Affan menjadi khalifah ketiga dan yang tertua. Pada saat diangkat, ia telah berusia 70 tahun. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram tahun 24 H. Pengumuman dilakukan setelah selesai salat di Masjid Madinah. [] Sumber Sahabat Rasulullah Ustman bin Affan/ Penulis M. Syaikuhudin/ Penerbit Balai Pustaka/ 2012
Haru Ketika Umar bin Khatab Tak Kuasa Meneteskan Air Mata Melihat Kesederhanaan Rasulullah. Putrinya menjawab, 'Dia memerintahkan petugas untuk mengumumkan, hendaknya susu tidak dicampur dengan air.'. Ibunya berkata, 'Putriku, lakukan saja, campur susu itu dengan air, kita di tempat yang tidak dilihat oleh Umar dan petugas Umar.'.
Umar Bin Khatab adalah salah satu teladan bagi umat muslim. Sebelum Khalifah kedua ini wafat, ia telah menunjuk formatur untuk pemilihan khalifah penggantinya. Siapa sajakah mereka dan bagaimana cara penunjukannya? Mari kita Berita Islami – Pemimpin yang baik tentu memiliki kekhawatiran tentang siapa yang akan menggantikannya melindungi rakyat. Pembuatan sistem baru, untuk pemilihan khalifah selanjutnya mulai memiliki formatur terbaiknya. Formatur itu telah dibuat oleh Umar Bin Khatab menjelang Ulfiana Berita IslamiUmar Bin Khatab begitu terkenal di kalangan umat muslim. Ia adalah khalifah kedua setelah Abu Bakar. Umar terkenal akan kesederhanaannya sebagai tampak luar ia begitu keras, namun hatinya begitu lembut. Sering ia menangis karena mendengar ayat-ayat allah. ia keras dengan kaum kafir, namun lembut dengan kaum muslim. Ia juga bersikap begitu lembut pada Rasulullah SAW masih hidup, Umar menjadi pembela islam nomor satu. Ia adalah orang terdepan dalam membela islam. Daftar IsiKeteladanan Umar Bin KhattabUmar Bin Khatab Sangat PemberaniKesederhanaan KhalifahUmar Bin Khatab AdilUmar Gemar BermusyawarahKenapa Umar Disebut Singa Padang PasirKeberanian Umar Bin Khatab BerhijrahSiapa Yang Membunuh Umar Bin Khattab, Bagaimana Cara dan Alasannya?Kronologi Wafatnya umarAlasan PenusukanSistem Formatur Pemilihan Khalifah Usman Bin Affan Pasca Umar Bin KhattabPemilihan 6 Formatur Unggulan Khalifah Umar Bin KhatabSistem Pemilihan Khalifah Dari Para FormaturProses Pemilihan Formatur Terbaik KhalifahPesan Akhir Umar Bin Khattab Sebelum Wafat Tentang Formaturnya dalam Pemilihan KhalifahProfil Singkat Sahabat Yang Menjadi Formatur Pemilihan Khalifah Pasca UmarAli Bin Abi ThalibAbdurrahman Bin AufSa'ad Bin Abi WaqqasUtsman Bin AffanZubair Bin AwwamThalhah Bin UbaidillahKeteladanan Umar Bin KhattabSangat banyak sifat terpuji dari Umar Bin Khatab yang bisa kita teladani. Diantaranya adalahUmar Bin Khatab Sangat PemberaniUmar adalah seorang yang memiliki keberanian tinggi. Ketika ia telah yakin dengan sesuatu, ia akan membela sesuatu itu tanpa ada rasa takut sedikitpun. Sifat itu telah ada padanya sejak ia menjadi pemimpin kaum Quraisy, hingga akhirnya menjadi khalifah yang Umar miliki, juga menjadi salah satu pertimbangan Rasulullah untuk mendoakan hidayah pada dua Umar. Dua Umar itu adalah Amr Bin Hisyam dan Umar Bin masuknya Umar ke islam, penyebaran islam menjadi lebih mudah ketika sebelumnya secara KhalifahMeskpun Umar telah menjadi khalifah, Umar tetap hidup dalam kesederhanaan. Ia tidak belebih-lebihan dalam harta. Ia bersama keluarganya tetap mendiami rumahnya dan tidak tinggal di gedung yang kasur yang empuk, Umar memilih tidur menggunakan pelepah kurma sama seperti Rasulullah. Ketika bangun, pelepah itu akan membekas di punggungnya yang sederhananya ia, sampai-sampai ketika ada utusan dari kerajaan lain, ia sedang tidur di bawah pohon kurma tanpa alas. Ia juga tidak memakai pakaian kebesaran seperti pemimpin kerajaan utusan itu, tidak menyangka bahwa Umar adalah seorang Bin Khatab AdilUmar adalah seorang yang adil. Ia adalah sosok yang tidak membeda-bedakan antara rakyatnya dengan keluarganya sendiri. Jika salah satu dari mereka melakukan kesalahan, maka ia akan menghukum dengan jika keluarganya sendiri berbuat salah, hukumannya justru lebih berat dari yang lain. Umar juga adil dalam memberikan ghanimah maupun harta dari baitul Umar adalah tokoh yang bisa menerapkan keadilan murni tanpa Gemar BermusyawarahIa tidak pernah merasa lebih tinggi dari rakyatnya. Baginya, rakyatnya adalah guru yang akan menunjukannya pada sebabnya ketika akan memberikan sebuah kebijakan, Umar selalu meminta pendapat kepada para Umar Disebut Singa Padang PasirUmar bin Khattab Foto memiliki julukan Asadullah atau singa padang pasir. Julukan ini tersematkan pada Umar karena ketegasan, keberanian, serat kegarangan sampai-sampai setan takut kepada Umar. Rasulullah pernah berkata bahwa jika Umar berjalan, setan yang bertemu dengannya akan mencari jalan lain yang tidak Umar berperang melawan pasukan quraisy di padang pasir, Umar tampil gagah berani. Ia tidak memiliki ketakutan sedikitpun seperti seekor singa di padang kafir qurasy juga menyeganinya. Mereka tau Umar Bin Khatab sangat kuat dan keras, ditambah pula ia adalah seorang yang pemberani dan tak takut Umar Bin Khatab BerhijrahKetika Ia akan hijrah ke Yastrib, ia tidak menyembunyikan kabar hijrahnya. Berbeda dengan kaum muslimin lain yang berhijrah secara sembunyi-sembunyi, ia justru menantang orang yang ingin menghalanginya. Ia berteriak menantang“Barang siapa yang mau anaknya jadi yatim, istrinya jadi janda, orang tuanya kehilangan anak, silahkan temui aku di lembah belakang kota.”Tentu tak ada yang berani menghalangi Umar Bin Khatab Yang Membunuh Umar Bin Khattab, Bagaimana Cara dan Alasannya?Orang itu adalah Fairuz atau lebih terkenal dengan nama Abu Lu’ Wafatnya umarKetika itu subuh tanggal 26 Dzulhijah tahun 23 H. Umar Bin Khatab berdiri menjadi imam shalat. Sama seperti bisa, sebelum sholat ia melihat jamaahnya. Ia berjalan di sela-sela shaf dan mengatakan “luruskan shafnya!”.Ketika barisan telah rapat dan lurus, Umar Bin Khatab mulai kembali ke tempatnya dan membaca takbir. Saat itu mungkin surat yang ia baca adalah surat Yusuf atau An Nahl menurut Umar bin Umar Bin Khatab bertakbir selanjutnya, ia mendapati sebuah belati telah menikamnya. Sebanyak 6 kali tusukan melayang ke tubuh Umar, salah satunya pada panggulnya. Jamaah shalatpun berteriak terkapar dan tersungkur berlumuran lu’luah, budak dari persia itu menusuk Umar Bin Khatab ketika menjadi imam shalat. Ia lari membawa pisau belati bermata sholat ia tembus sambil menikamkan belatinya ke jamaah lain. Ke kanan dan ke kiri hingga ada 13 orang yang terkena satu dari jamaah yang melihat itu, melemparkan burnusnya untuk menangkap abu lu’luah. Kesadarannya sampai di titik ia tak mungkin bisa lolos. Ketika ia begitu yakin akan tertangkap, belati tersebut ia tikamkan kepada dirinya sendiri. Hingga, akhirnya langsung dibawa ke dalam rumah. Ia kemudian bertanya, siapa yang menusuknya. Ketika tau bahwa yang membunuhnya adalah seorang majusi bukan muslim, ia semua orang mengira Umar akan sembuh. Namun, pandangan itu berubah ketika Umar minum ramuan dari tabib, ramuan itu keluar melalui tidak menunjuk siapa penggantinya, ia hanya menyebutkan kandidat yang akan memutuskan siapa penggantinya. Kemudian, meminta Abdullah bin Umar untuk meminta izin pada menyampaikan, ayahnya ingin bisa dimakamkan di dekat Rasulullah dan Abu Bakar. Aisyah pun berdarah itu menelan 7 korban yang meninggal dunia. Termasuk salah satunya adalah Umar bin PenusukanAbu Lu’luah adalah budak dari Al Mughirah bin Syubah. Ia adalah seorang majusi dari persia. Menurut beberapa riwayat, ia begitu dendam pada Umar yang berhasil menaklukan persia, tanah tidak terima orang arab yang begitu sederhana berhasil menaklukan Persianya yang begitu juga beritaku Khalifah UmarSistem Formatur Pemilihan Khalifah Usman Bin Affan Pasca Umar Bin KhattabSebelum meninggal, Umar telah menyiapkan formatur penggantinya untuk berdiskusi dalam pemilihan khalifah selanjutnya. Ia hanya berkaca dengan situasi ketika Rasulullah itu terjadi kebingungan diantara umat muslim dalam menentukan pemimpin. Hampir-hampir mereka terpecah untuk mendukung sebabnya menjelang wafatnya, Umar menunjuk 6 sahabat yang ia rasa pantas untuk menjadi 6 Formatur Unggulan Khalifah Umar Bin KhatabUmar berharap, adanya 6 orang yang merupakan sahabat unggulan ini, mampu memilih pemimpin diantara mereka adalah– Ali Bin Abi Thalib.– Abdurrahman Bin Auf.– Sa’ad Bin Abi Waqqas.– Utsman Bin Affan.– Zubair Bin Awwam.– Thalhah Bin ketika putusan mulai berlangsung, Thalhah berada di luar Madinah. Akhirnya, pemilihan itu hanya jatuh pada 5 orang yang Pemilihan Khalifah Dari Para FormaturMereka akan menunjuk salah seorang diantara mereka untuk menjadi khalifah selanjutnya dengan tidak terjadi keributan yang menyebabkan proses pemilihan berhenti, Umar memerintahkan mereka untuk bersepakat dengan suara yang bulat dalam perlu, ia menambahkan anaknya, Abdullah Bin Umar untuk ikut dalam pemilihan jika terjadi kebuntuan. Syaratnya, Abdullah Bin Umar tidak boleh Pemilihan Formatur Terbaik KhalifahKetika terjadi proses pemilihan, Zubair menarik diri. Ia memilih untuk mendukung Ali Bin Abi Thalib. Sa’ad Bin Abi Waqas memilih Utsman Bin tersisa Abdurrahman Bin Auf untuk menjadi penentu. Abdurrahman Bin Auf kemudian mengajukan pertanyaan kepada dua calon khalifah secara sederhana, apakah mereka akan mengikuti jejak dari khalifah-khalifah menjawab, ia akan mengikuti Quran dan sunnah Rasulullah SAW. Sedangkan Utsman Bin Affan mengiyakan, tanpa ada jawaban kedua jawaban yang cukup berbeda itu, Abdurrahman Bin Auf memutuskan untuk memilih Utsman Bin Utsman Bin Affan menggantikan Umar Bin Khatab untuk memegang kepemimpinan khalifah Akhir Umar Bin Khattab Sebelum Wafat Tentang Formaturnya dalam Pemilihan KhalifahKetika sedang menyiapkan musyawarah calon penggantinya, Umar berkataWahai kaum muhajirin! Sesungguhnya rasulullah saw telah wafat, dan beliau menyukai kalian sebab itu, aku telah memutuskan untuk menjadikan kalian dalam pemilihan khalifah dengan musyawarah. Agar, kalian bisa memilih salah satu dari kalian untuk menjadi lima orang dari kalian menyetujui satu orang, dan ada satu orang yang menentang, maka bunuhlah orang itu. Jika ada 4 orang berada di satu sisi dan 2 orang disisi lainnya, maka bunuhlah dua orang jika ada tiga orang di satu sisi dan tiga orang disisi lainnya, maka abdullah bin Umar akan punya hak suara sehingga khalifah selanjutnya akan ia pilih. Dalam hal ini bunuhlah, tiga orang yang berlawanan kalian semua mau, kalian bisa mengundang beberapa orang penting dari kaum anshar sebagai pengamat. Tapi, khalifah harus salah satu dari kaum muhajirin, dan tidak salah satu dari kaum tidak mendapatkan bagian dari khliafat itu. Pemilihan ini harus kalian lakukan dalam waktu tiga Singkat Sahabat Yang Menjadi Formatur Pemilihan Khalifah Pasca UmarProfil para sahabat di masa Umar bin Khattab Foto ini adalah profil singkat dari para sahabat yang menjadi kandidat pemilihan khalifah Bin Abi ThalibAli Bin Abi Thalib adalah sepupu sekaligus menantu Rasulullah. Sosoknya cerdas dan bijaksana. Kecerdasannya itu membuatnya menjadi rujukan para sahabat nabi lain ketika Rasulullah telah berperan besar dalam dakwah islam terutama masa awal-awal penyebaran islam. Ia masuk islam ketika usianya masih sangat adalah orang terdepan ketika berada dalam peperangan. Tubuhnya kuat dan fikirannya cerdas. Itu salah satu yang membuatnya layak menjadi calon juga beritaku Ali Bin Abi ThalibAbdurrahman Bin AufAbdurrahman Bin Auf begitu masyhur namanya. Ia adalah seorang yang pandai berdagang dan memiliki banyak harta. Selain itu, sosoknya cerdas dan Bin Auf adalah seorang yang termasuk As Sabiqunal Awwalun. Itu adalah julukan bagi 8 orang yang pertama-tama masuk itu juga menjelaskan keistimewaan kedudukannya di hadapan Rasulullah SAW. Ia juga termasuk sebagai salah seorang dari 10 orang yang dijamin masuk Bin Abi WaqqasSaad Bin Abi Waqash adalah salah satu dari 10 sahabat nabi yang dijamin masuk surga. Ia berasal dari Bani akan kecerdasannya, membuatnya masuk dalam agama islam saat umurnya 20 tahun. Imannya begitu teguh ketika ibunya meminta untuk kembali ke agama juga terkenal sebagai orang pertama yang menumpahkan darah kaum kafir. Ia memukulkan tulang unta pada seorang Quraisy yang mengejeknya saat Bin AffanUtsman Bin Affan adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang utama. Rasulullah SAW menikahkan kedua putrinya dengan Utsman. Itu sebabnya, ia mendapat julukan Dzun Nurrain atau pemilik dua terkenal akan kelembutan dan kedermawanannya. Ia adalah orang kaya diantara penduduk Mekah lain. Ia telah mewakafkan banyak hartanya di jalan Allah itu, pribadinya begitu pemalu, sampai-sampai malaikat juga malu pada juga beritaku Utsman bin AffanZubair Bin AwwamZubair bin Awwam adalah seorang yang termasuk 10 orang pertama yang masuk islam. Ia juga termasuk salah seorang sahabat nabi yang dijamin masuk bin Awwam begitu teguh dalam keislamannya. Pernah suatu kali pamannya memasukkannya dalam karung dan membakarnya, ia tetap tidak meninggalkan agamanya. Pribadinya juga begitu kuat dan membuatnya sering ikut dalam Bin Ubaidillah Sahabat nabi ini adalah yang termasuk dalam 10 orang yang dijamin masuk Thalhah begitu terkenal. Ketika perang Uhud, tubuhnya menjadi perisai bagi Rasulullah SAW yang tengah terkepung. Jari-jarinya terputus karena menahan panah dengan kisah singkat tentang sahabat nabi. Mulai dari keteladanan khalifah Umar Bin Khatab sampai caranya menunjuk khalifah Bin Khatab memberikan contoh tentang mengedepankan musyawarah dalam memutuskan sebuah hal menunjuk orang yang mulia untuk posisi yang tepat. Sesuatu yang sebenarnya butuh pemimpin saat ini wikipedia, timesindonesia, republika,
FXpMd. 67 365 393 424 255 108 93 87 309
cara pemilihan umar bin khattab